Crazy Boys
“Oi Hayato apa kau tidak bosan begini terus”
“huh? Apa maksudmu Kiota?
”maksudku, apa kau tidak ada bosannya berkelahi terus?”
”huh, mereka yang memulai duluan”
”tapi kau tidak harus meladeni mereka juga kan?”
”huh, aku bingung, sebenarnya kau ini di pihak mana sih”
”ya pastinya di pihakmu lah, aku kan temanmu”
”huh, jika kau dipihakku, diam dan lihat saja, jangan banyak komentar, kau sudah seperti ibu mertuaku saja”
Itulah temanku Hayato, dia selalu mendapat masalah di sekolah, tidak itu dari pihak sekolah ataupun dari teman-temanya sendiri. Hayato memang sangat ahli dalam berkelahi, Hayato sudah sangat terkenal di kalangan para preman, orang-orang menjulukinya dengan sebutan si bocah elang, mereka menyebutnya begitu karena tatapan Hayato yang sangat menyeramkan, selayaknya seperti tatapan elang. Aku sudah lama berteman dengan Hayato, Hayato sudah sangat mempercayai ku sebagai
seorang teman, dan aku pun begitu. Hayato tidak memiliki seorang teman kecuali aku sendiri, mereka semua takut sama Hayato karena mukanya yang super seram itu, dan alasan lainnya karena, mereka tidak mau terlibat masalah apabila mereka dekat dengan Hayato, secara, Hayato sudah sangat terkenal di kalangan para preman, mereka takut mereka akan jadi korban para preman nanti.
”Oi Hayato” seseorang memanggil nama Hayato dengan nada yang sangat keras
”huh?” Hayato melihat ke belakang
~Duuuaaakkkkk~ sebuah pukulan melayang ke wajah Hayato dan Hayato pun terpental jauh dari posisinya semula
~Tersrsrsrsrsrrrs~ suara badan Hayato tergeletak di tumpukan tanah
”Huwawawawawa…!!!” seorang preman berbadan besar tertawa setelah berhasil memukul Hayato
“huh, menyebalkan, ada serangga yang menggigit wajahku”
“Hayato! Kau baik baik saja?” tanyaku pada Hayato
“huh, begitulah”
“Huwawawawawa, masih bisa sombong ya bocah, terima ini” orang berbadan besar tersebut melancarkan serangan selanjutnya
“huh, bagaimana Kaito, aku harus diam atau menghajarnya?”
”aaaakkkkhhhh, bisa-bisanya kau bertanya di saat keadaan seperti ini, hajar saja”
”ALL RIGHHTTTT…!!!”
Hayato menahan pukulan orang berbadan besar tersebut hanya dengan satu tangan dan melancarkan sebuah pukulan telak.
“TAKE THISSS…!!!” sebuah pukulan yang sangat cepat diluncurkan tepat kebadan orang berbadan besar tersebut.
~BAAMMM~ suara pukulan yang sangat kuat menempel di badan orang besar tersebut
~Trsrsrs~ orang berbadan besar tersebut langsung tumbang hanya dengan satu pukulan telak yang dilancarkan oleh Hayato
Lalu, kami berdua pergi meninggalkan sosok orang yang berbadan besar tersebut tergeletak di tanah.
Di saat jam istirahat sekolah. Tidak seperti kebanyakan siswa yang lain, apabila jam istirahat telah berbunyi, mereka akan sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing, seperti pergi ke kantin untuk menambah berat badan mereka, pergi ke toilet untuk membuang sedikit berat badan mereka, atau pergi ke perpustakaan untuk menambah ilmu wawasan atau mengerjakan tugas yang belum siap mereka kerjakan. Sedangkan Hayato, kerjanya hanya tidur di saat jam istirahat berlangsung, memang sih, itu lebih baik untuknya, dari pada dia pergi keluar dan kerjanya hanya berkelahi dan berkelahi. Tapi, sesaat kemudian, tidurnya Hayato terganggu oleh sepasang burung merpati yang sedang bertengkar.
”Mashiro, katanya kau cinta padaku, tapi apa?”
”Azuki, aku memang cinta samamu”
”omong kosong, buktinya kau pergi dengan cewek lain”
“itu bukan cewek ku Azuki”
“jadi siapa mu?”
“anu, iitt..u..”
”ga bisa jawab kan?”
”huh, menyebalkan, kenapa mereka ribut sekali” Hayato bangun dari tidurnya dan mulai beranjak pergi ke arah pasangan tersebut
”Hayato! Tunggu! Jangan membuat masalah”
”tenang saja, kali ini aku akan menggunakan kepalaku”
”Azuki tolong mengertilah aku”
”tidak, aku tidak mau lagi samamu”
”Azuk…”
”WOI, kenapa kau ribut sekali ha!” potong Hayato tiba-tiba
”apa urusanmu, pergi sana! Dasar pecundang” Mashiro mengeluarkan kata-kata yang membuat Hayato marah
~srek~ Hayato memegang kerah baju Mashiro
”apa mau ha?” bentak Mashiro pada Hayato
~BAMMM~ Hayato melagakan kepalanya ke kepala Mashiro
”hah? Dia benar-benar menggunakan kepalanya, dasar Hayato” aku pun pergi mendatangi Hayato
”Hayato sudah cukup, kenapa kau sangat suka membuat masalah?”
”huh, apa maksudmu Kaito?”
”sudahlah Hayato jika kau begini terus, lebih baik aku berhenti saja jadi temanmu”
”huh, baiklah jika itu memang mau mu, aku tidak peduli”
”baiklah, sampai jumpa” aku pergi meninggalkan Hayato
Aku sudah tidak tahan dengan tingkah Hayato yang kekanak-kanakan, dia selalu membuat masalah yang kecil menjadi masalah yang besar. Aku tidak bisa terus menerus melindunginya seperti ibunya, aku tidak tahu bagaimana lagi cara untuk menyelesaikan semua masalah ini. Mulai dari sekarang, Hayato harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, karena mulai dari sekarang aku tidak akan ada disampingnya lagi. Kuharap Hayato bisa lebih dewasa setelah kepergiaan ku meninggalkan dirinya.
”Hayato, apa kau baik-baik saja?” Azuki bertanya pada Hayato
”huh, aku tidak apa-apa Azuki”
”kau yakin?”
”huh, sudahlah, sampai jumpa” Hayato pergi meninggalkan Azuki
Di saat jam pelajaran sekolah, Hayato yang duduk di depanku membuatku merasa tidak nyaman. Melihat punggungnya saja sudah membuatku menjadi emosi tingkat dewa. Sejak kejadian tadi, aku dan Hayato tidak akan pernah bicara lagi, aku harap, apa yang kulakukan ini benar. Sudah gitu, Hayato tidak terlalu memperdulikan masalah yang ku bilang tadi, karena dia itu orangnya tidak pernah mengerti perasaan orang-orang disekitarnya, yang dia pikirkan hanyalah segala sesuatu yang berbau dengan kekerasan.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa-siswi bergerak dengan cepat memasukkan barang-barang mereka, mereka berkeluaran dari pintu setiap kelas seperti semut yang sedang bekerja mencari makan, begitu juga denganku, aku pun tidak mau kalah cepat dengan mereka. Ketika di depan pintu kelas, aku melihat Hayato masih duduk di bangkunya seperti orang bodoh yang tidak tahu hendak pergi mau ke mana. Biasanya kalo sudah pulang, aku dan Hayato pulang bareng, tapi untuk kali ini, tidak akan ada lagi yang namanya pulang bareng. Mulai dari sekarang aku tidak akan memperdulikan dirinya lagi. Aku pun berjalan melewati lorong-lorong dari setiap kelas, dan sampailah aku di gerbang sekolah. Secara tiba-tiba aku teringat akan kejadian yang membuat aku dan Hayato bertengkar.
~Ingatan Kaito~
”huh, menyebalkan, kenapa mereka ribut sekali” Hayato bangun dari tidurnya dan mulai beranjak pergi ke arah pasangan tersebut
”Hayato! Tunggu! Jangan membuat masalah”
”tenang saja, kali ini aku akan menggunakan kepalaku”
~srek~ Hayato memegang kerah baju Mashiro
”apa mau ha?” bentak Mashiro pada Hayato
~BAMMM~ Hayato melagakan kepalanya dengan kepala Mashiro
~Ingatan Kaito selesai~
”hah, apa-apaan dia itu, kali ini aku akan menggunakan kepalaku, kepala apanya, dasar orang gila” ucapku kesal pada Hayato
”oi, kau temannya Hayato kan?”
Secara tiba-tiba, para berandalan muncul menjegatku. Aku tidak tahu apa mau mereka.
”Huuuwaamm” Hayato merasa bosan di kost tempat dia tinggal
~Ting Tong~ bel suara tempat kost Hayato
“huh, siapa sih malam-malam gini datang”
~Ckrek~ suara pintu
”Oi Hayato! Sudah lama tidak jumpa ya”
”huh, ternyata kau Haruto, apa mau mu ke sini?”
Haruto adalah teman seperjuangan Hayato, teman seperjuangan dalam berkelahi. Mereka sudah banyak melakukan perkelahian di tingkat pro, mereka berdua dijuluki dengan sebutan Crazy Boys, jika dalam mode bertarung, mereka tidak mengenal yang namanya belas kasihan terhadap lawannya. Mereka terkenal sangat gila, gila akan pertarungan, karena sangat gilanya, mereka berdua pernah berkelahi satu sama lain, dan hasil dari pertarungan mereka dimenangkan oleh Hayato. Sejak pertarungan mereka berdua tersebut, mereka tidak pernah bersama lagi, entah apa sebabnya, Haruto pergi meninggalkan Hayato.
”Hayato, kau lagi ga da kerjaan kan?”
”huh, iya kenapa rupanya”
”syukurlah, aku pun juga begitu, karena itu aku mampir sebentar”
”huh, terus kita mau ngapain?”
”jalan-jalan keluar yuk”
”huh, ya sudah, baiklah”
Hayato dan Haruto pun pergi keluar, mereka pergi entah kemana. Mereka pergi menikmati jalan-jalan mereka, seperti pergi ke tempat pertarungan boxing, gulat dan lain-lain yang berhubungan dengan kekerasan. Namun, di saat mereka sedang menikmati jalan-jalan mereka, muncul para berandalan
”Oi, oi, bukan kah ini Crazy boys”
”hahaha, kami sudah terkenal ya?”
”ternyata betul, kalian ini Crazy boys”
“huh, apa mau kalian?”
“kami mau balas dendam sama kalian”
”huh, aku lagi tidak mau berkelahi”
”hahaha, tenang saja Hayato, biar aku saja yang membereskan ikan teri seperti mereka”
”ikan teri katamu, kurang ajar, hajar mereka”
Para anak buahnya pun datang menghampiri mereka, seperti kata Hayato tadi, kali ini dia tidak akan bertarung, cukup Haruto saja yang membereskan mereka semua. Haruto menghajar mereka satu persatu seperti ikan teri, mereka langsung tumbang hanya dengan satu pukulan. Haruto memang sangat hebat, sama seperti Hayato, tapi Hayato merasakan hal yang berbeda dari cara bertarung Haruto, dia melihat Haruto terlalu bernafsu untuk menghajar mereka, melihat wajahnya seperti vampire yang haus darah. Setelah Haruto menghajar mereka satu persatu, yang tersisa tinggal ketua mereka saja. Sang ketua sangat ketakutan melihat Haruto dapat mengalahkan mereka semua sendirinya, sangkin takutnya, tanpa sadar, sang ketua telah membasahi celananya sendiri. Haruto pun mendekati sang ketua hendak ingin menghajarnya habis-habisan, namun Hayato menghentikan tindakan Haruto tersebut. Karena merasa ini adalah kesempatan untuk lari, sang ketua tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sang ketua pun lari dengan teknik kaki seribunya dengan meninggalkan jejak basah di lantai.
”kenapa Hayato, kenapa kau menghentikanku?”
”huh, kurasa kau sudah cukup membuatnya takut, kau tidak perlu terlalu menyiksanya”
”kenapa sekarang kau lembek sekali, tapi ya sudah lah mari ikut aku, ada yang mau kutunjukkan samamu”
”huh, apa itu?”
”sudah ikut saja”
Hayato pun pergi mengikuti Haruto, mereka berdua pergi ke suatu tempat, sebuah tempat yang sangat gelap tanpa ada sepercik cahaya. Hayato sangat bingung, kenapa Haruto membawanya ke tempat seperti ini, apa yang sebenarnya di inginkan Haruto sama Hayato.
Sesaat kemudian, seluruh ruangan dipenuhi dengan cahaya lampu yang menyilaukan, sehingga membuat pandangan Hayato menjadi tidak karuan. Setelah semuanya terlihat jelas, Hayato sangat terkejut, dia terkejut melihatku, aku terduduk lemas di sebuah bangku dengan beberapa luka memenuhi seluruh tubuhku.
”apa maksudnya ini, kenapa kau bisa begini Kaito?”
”heh, maafkan aku Hayato, aku terlalu lemah untuk melawan mereka, aku hanya menjadi beban bagimu Hayato, maafkan aku Hayato”
”hahahaha, menyenangkan bukan, melihat teman kita merasakan rasa sakit yang sangat menyakitkan”
”ggrrrr, jadi ini semua adalah ulah mu Haruto” Hayato sudah mulai merasa emosi
”that’s right”
”aaaarrrrgghhhhh” Hayato berlari seperti babi buta tepat ke arah Haruto
Baru kali ini aku melihat Hayato seperti ini, aku sangat bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan Hayato. Dia tidak bisa melihatku seperti ini, ternyata selama ini aku salah mengira Hayato, dia adalah teman yang baik untukku, aku benar-benar merasa bersalah telah menjadi beban bagi Hayato, maaf kan aku Hayato, maaf.
”Uhk…” tiba-tiba Hayato di serang dari belakang
“apa kau tidak pernah berpikir, jika saja kau terus memberontak, maka nyawa temanmu akan dalam bahaya”
“ggrrrr”
“hajar dia”
“baik boss”
Aku tidak mampu melihat Hayato di hajar habis-habisan, dia terus di hajar sama para berandalan. Hayato tidak mau melawan mereka, dia tidak mau melawan karena dia tahu, jika dia melawan, ini akan berakibat buruk untukku. Aku tidak mampu terus menerus milihat Hayato seperti ini, biarlah aku menanggung akibatnya sendiri.
”Hayato, berjuanglah, jangan pedulikan”
”huh, begitu, jadi, aku harus diam atau menghajar mereka?”
”hhhaajjjaaaarrrrr…!!!”
”aaaarrrgggghhh” dua orang berandalan yang menjagaku tadi tiba-tiba saja jatuh pingsan
”Kau tidak perlu mengkhawatirkannya lagi”
”yups that’s right baby”
”kak Hibiki, kak Narukami, kenapa kalian bisa di sini?”
”tentunya untuk membantu adik kelas kami”
”yups that’s right baby”
Aku sangat terkejut dan juga senang, aku terkejut kenapa kak Hibiki dan kak Narukami bisa ke sini, dan aku sangat senang, kedatangan mereka kemari tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membantu kami. Sejak kedatangan kak Hibiki dan kak Narukami, secara tiba-tiba Hayato berteriak kuat, yang membuat ku sangat kaget mendengarnya.
”aaaarrrrrrrgggggghhhhhhh…!!!”
”horaaaa” Hayato mulai menghajar mereka satu persatu
”Oraa…ora…oraaaa…” menghajar mereka tanpa henti
Dan, hanya tersisa tinggal satu orang, Haruto. Mereka saling hadap-hadapan satu sama lain, mereka berdua memiliki tatapan yang sangat tajam. Aku tidak mampu mengungkapkan tatapan mereka dengan kata-kata, tatapan seperti hewan yang haus darah.
”apa yang kau inginkan ha?”
”aku hanya ingin membalaskan dendamku padamu”
”dendam apa?”
“aku kau sudah lupa dengan masa itu, masa dimana kau telah mengalahkanku?”
”kurasa kau baru saja mengingatkanku”
”baguslah kalo begitu, apa kau sudah mengerti?”
”ya aku mengerti, kekalahan adalah harga diri yang terkoyak-koyak bagi seorang pria”
Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya aku tahu apa yang mereka rasakan. Perasaan di masa lalu, perasaan yang tidak akan pernah dilupakan Haruto. Apakah masa lalu itu sangat menyeramkan sampai-sampai bisa merubah sifat alami orang tersebut.
”jadi begitu”
”apanya yang begitu kak Narukami?’
”memang terkadang masa lalu itu sangat menyeramkan, masa lalu itu dapat merubah seseorang, tapi itu semua tergantung orangnya, apakah dia menganggap masa lalu itu sebagai penderitaan atau sebagai sebuah tantangan, jika dia menganggap masa lalu itu sebagai sebuah penderitaan, Haruto lah contohnya, tapi jika dia menganggap masa lalu itu sebagai tantangan, maka hidupnya telah mengalami perkembangan, mungkin bisa di bilang seperti Hayato”
”Yeah, that’s right baby”
Haruto berlari secepat mungkin kearah Hayato dan melancarkan sebuah pukulan tepat di wajah Hayato, Hayato dapat menghindari pukulan Haruto, namun Haruto melancarkan pukulan yang lain dengan tangan kirinya tepat di wajah Hayato dan pukulan Haruto berhasil mengenai wajah Hayato, Hayato terpental sangat jauh.
”hahahahaha, hanya itu kemampuan ha Hayato”
”hemm, ada nyamuk yang berhasil menggigitku”
”apa kau bilang, jangan sok tangguh kau ya”
”begini saja, ku beri kau tiga pukulan, dan apabila kau berhasil menumbangkanku dengan ketiga pukulanmu tersebut, maka kau lah pemenangnya”
”dan apabila tidak berhasil bagaimana”
“apabila tidak berhasil maka aku lah yang akan menumbangkanmu dengan satu pukulan telak ku”
“menarik sekali, aku terima, baiklah, bersiap-siaplah kau”
Haruto melancarkan satu pukulan kuatnya ke wajah Hayato sehingga membuat Hayato terpental jauh, namun Hayato bangkit kembali. Haruto pun melancarkan pukulan selanjutnya dengan tenaga yang lebih kuat lagi, Hayato terpental sangat jauh, tapi dia tidak mau menyerah, dia masih bisa bangkit, matanya Hayato masih membara tidak mau padam.
”kenapa kau ini, kenapa kau tidak mau menyerah juga”
”heh, apa kau lupa siapa aku”
”hehe, siapa rupanya kau ha?”
”I’m Crazy Boy”
”cieh, nama itu sudah musnah”
”belum, selama aku masih mengingatnya, maka Crazy Boy tidak akan pernah musnah”
”terserah mu sajalah, tapi kau akan kalah di sini, kalah dengan harga diri yang kau bawa”
”bring it on”
Haruto melancarkan pukulanannya tepat dibadan Hayato dengan tenaga sekuat-kuatnya.
~BAM~ suara pukulan yang sangat kuat mengenai badan Hayato dan membuatnya terjatuh
”Hayato!” teriakku
”Hayato! Bangunlah, aku tahu kau bisa, itu hanya gigitan nyamuk, kenapa kau bisa jatuh hanya dengan gigitan nyamuk”
”berisik kau bocah”
”kau yang berisik, dasar sampah, tak punya otak, kulit berdaki, rambut tak pernah bersampo”
”apa kau bilang”
”diam kau”
”huh, nyamuknya besar kali ya, sampai-sampai aku bisa mengeluarkan darah sebanyak ini”
Hayato!” teriakku
”apa! Kau masih bisa bangkit”
”nyamuk sepertimu mana bisa menjatuhkanku”
”sial!” Haruto mencoba memukul Hayato
”game over” Hayato melayangkan pukulan terakhirnya, pukulan yang sangat kuat
~Duuuuaaakkkkkk…!!!~
”aaarrrrgggghhhhh…!!!” Haruto terpental sangat jauh dan langsung pingsan tak sadarkan diri
”ayo kita pulang Kaito”
”ya”
~TAMAT~
0 Response to "Crazy Boys"
Posting Komentar